
Alat berat memang memudahkan kita untuk menyelesaikan pekerjaan konstruksi yang berkaitan dengan tanah & batu. Seandainya alat ini tidak ada bayangkan saja berapa banyak tenaga manusia yang dipakai & berapa waktu yang dibutuhkan. Saya menpunyai pengalaman menarik dalam penggunaan alat berat ini. Penataan lahan memang mudah sekali direncanakan diatas kertas berdasarkan asumsi, pengalaman dan juga mimpi. Penataan lahan dilakukan pada proyek yang saya kerjakan bertujuan menurunkan % kelerengan lahan pada areal bekas tambang yang ditimbun secara tidak teratur sehingga bisa ditanami tanaman pioner. Untuk itulah saya berencana mengunakan alat berat seperti Excavator PC 200 & Dozer D85 (Merk Komatsu). Rencana proyek yang dikerjakan memakan waktu 1 minggu dengan alat 1 unit Excavator & 1 unit Dozen dengan biaya 101 juta.
Pada saat exsekusi plan dilapangan ternyata tanah yang diratakan banyak batunya sebesar kursi sofa dan masih ada yang lebih besar sehingga alat berat lambat dalam mengusurnya, tidak sesuai dengan plan. Terpikir untuk menambah alat tapi tidak ada biaya tambahan untuk mengadakannya….susah tidur untuk memikirkannya…salah satu cara untuk mengatasinya dengan cepat diambil keputusan untuk menambah jam kerja alat dengan cara 2 Shift kerja siang malam.
Pada akhir minggu yang mestinya sesuai rencana proyeknya kelar, saya hanya mampu menyelesaikan sekitar 35% dari plan..udah terbayang berapa kerugian yang akan didapat. Tapi dengan adanya tambahan semangat dari direktur dengan menganjurkan supaya kerjaan itu selesaikan saja, berapapun kerugian yang diakibatkan belakangan saja dipikirkan.
Akhirnya proyek ini selesai dalam waktu 1.5 bulan. Selain kendala beratnya medan, hujan juga menghambat kerja karena dilarang mengoperasikan alat pada waktu hujan terutama pada area tebing, takutnya ada longsor. Rencana 1 minggu jadi 1.5 bulan, Biaya rencananya 101 juta jadi 300 juta. Alat rencananya 1 unit Excavator & 1 Unit Dozer jadi 3 unit Excavator & 4 Unit Dozer. Untungnya proyek ini merupakan additional dari proyek inti sehingga biaya dapat ditutupi oleh proyek inti yang banyak profitnya.
Ternyata walaupun Plan yang bagus, alat berat & lain-lain siap tapi manusia hanya sebatas perencana. Mudah-mudahan pengalaman ini dapat saya gunakan untuk proyek yang akan datang supaya lebih baik lagi.